tulisan sangat menarik, saya kutip dari salah satu blog Dosen UGM yang mendapat beasiswa dari Australia ini, ini juga sebagai jawaban dari orang "pejuang malas".. Kebetulan sedang banyak Jurnal yang harus diselesaikan mengingat Ujian yang sebnetar lagi, jadi belum sempat menulis, Maaf ya..
Tentu saja tulisan ini bukan untuk Anda,
pembaca yang budiman. Tulisan ini adalah untuk orang yang tidak Anda
kenal. Orang yang memiliki keinginan untuk mendapatkan beasiswa luar
negeri tetapi tidak sadar kalau dirinya menderita kemalasan stadium
tinggi. Saya menyebutnya pejuang malas dengan ciri-ciri seperti ini:
- Menanyakan hal-hal yang sebenarnya ada di website atau buku panduan beasiswa. Mereka malas membaca.
- Selalu mengatakan ‘tes TOEFL/IELTS mahal banget’ tapi malas menabung dan tetap rajin nongkrong di cafe
- Sibuk berpikir caranya lolos beasiswa meskipun tidak memenuhi syarat. Mereka tidak fokus berusaha agar bisa memenuhi syarat. Anehnya, dengan begitu mereka merasa kreatif.
- Mudah bertanya “syarat beasiswanya apa saja?” Seakan itu satu rahasia yang tidak ada di website atau buku panduan (terutama jika ditanyakan lewat email ketika penanya memiliki akses internet yang memadai).
- Bertanya “jurusan yg cocok buat saya apa ya?” seakan orang lain lebih paham tentang dirinya. Untuk menggali bakat dan minat sendiri saja mereka malas.
- Bahkan bertanya “berkas lamaran dikirim ke mana ya?” Seakan itu sandi rahasia yg tabu ditulis di buku panduan.
- Menyangka topik penelitian didapat dengan bertanya “tema tesis yg bagus apa ya?” bukan dari membaca penelitian yang sudah ada.
- Latihan essay IELTS 250 kata malas sekali tetapi ngetwit nyinyir pada orang bisa dari sore sampe subuh @dipataruno.
- Lupa satu hal penting: jika beasiswa bisa didapat dengan cara yang dipakai mereka, berarti semua orang bisa dapat beasiswa.
- Lupa pertanyaan renungan pejuang beasiswa: “Apa bedanya perjuangan saya dengan pejuang lain dan mengapa saya yang harus terpilih?”
- Merasa kursus TOEFL dua juta mahal banget tapi selalu semangat ganti HP baru.
- Merasa buku IELTS/TOEFL mahal dan lebih baik pinjem sementara tetap kenceng merokok atau rajin ke salon.
- Semangat gonta ganti lensa kamera tapi selalu berharap dapat buku petunjuk beasiswa tanpa membeli.
- Bangga membeli tas baru bermerek tapi tidak merasa bersalah membaca buku TOEFL hasil fotokopian.
- Malu pakai jam tangan imitasi tapi merasa keren bisa download buku TOEFL/IELTS secara ilegal.
Anda tentu tidak memenuhi kriteria di
atas karena Anda adalah pejuang hebat. Jika ada orang yang seperti
demikian, katakan pada mereka “lupakan soal beasiswa luar negeri karena
kamu pejuang malas!”
0 Komentar